Mencegah Sedini Mungkin Penyakit Kardioavaskular
Minggu 20 April 2003 adalah hari yang tak akan pernah dilupakan dalam kehidupan Yoga. Hari itu, tidak seperti biasanya, dia bangun dengan tubuh tidak enak. Dadanya kirinya nyeri, punggungnya terasa sakit.
“Saya kira hanya masuk angin biasa. Karena itu saya minum obat antimasuk angin dan istirahat,” cerita Yoga yang saat ini berumur 46 tahun.
Makin siang, rasa sakit itu tidak hilang. Perutnya terasa mual. Tubuhnya pun mulai berkeringat. Puncaknya ,Yoga jatuh pingsan saat hendak ke kamar mandi.
Istrinya yang panik segera membawa karyawan swasta di Jakarta Selatan itu ke rumah sakit. Di rumah sakit Yoga langsung ditangani di Unit Gawat Darurat, dan selanjutnya masuk ke ruang ICU.
“Ternyata saya terkena serangan jantung. Setelah beberapa hari di ICU saya langsung operasi by pass jantung. Alhamdulillah sampai sekarang saya tetap sehat,” katanya.
Yoga tak pernah menduga dirinya bakal terkena penyakit jantung koroner. Namun dia mengakui selama ini tak menjaga makanan. Dia pun merokok dan hampir tak pernah olahraga.
“Ternyata kesehatan itu mahal. Saya sampai jual rumah untuk biaya operasi,” tuturnya.
Walaupun banyak mengeluarkan biaya untuk berobat, Yoga mengaku beruntung, nyawanya terselamatkan. Penyakit jantung koroner seperti yang menimpanya ini banyak berakhir dengan kematian.
Menurut dokter spesialis penyakit jantung dari RS Jantung dan Pembuluh Darah (RSJPD) Harapan Kita, dr Doni Firman, SpJP, penyakit jantung koroner adalah bagian dari penyakit kardiovaskular. Penyakit kardiovaskular adalah penyakit yang menyerang jantung dan pembuluh darah. Selain jantung koroner, penyakit kardioavaskular lainnya adalah penyakit jantung bawaan, penyakit jantung karena hipertensi, penyakit jantung reumatik, penyakit jantung aritmia, dan lain-lain.
Penyakit kardiovaskular merupakan pembunuh nomor satu di dunia dan Indonesia. Berdasarkan data Federasi Jantung Dunia, kematian akibat penyakit jantung persen 17,1 juta orang (19 persen total kematian) per tahun. Jumlah ini empat kali jumlah penduduk Singapura.
Di Indonesia, berdasarkan catatan Yayasan Jantung Indonesia, prevalensinya 7-12 persen per tahun. Artinya, minimal ada 16,8 juta penduduk mengidap penyakit jantung dari 240 juta penduduk Indonesia. Dari jumlah itu, yang berusia produktif, 30-50 tahun, mencapai 50 persen.
Jumlahnya penderita penyakit ini tiap tahun semakin meningkat. Di RSJPD Harapan Kita misalnya. Pada tahun 2011 rumah sakit yang menjadi rujukan nasional untuk penyakit jantung dan pembuluh darah ini menerima 360 pasien kasus jantung. Sedangkan pada tahun 2013, di RS yang mempunyai 12 orang dokter spesialis jantung yang standby selama 24 jam dan tujuh hari seminggu ini, ada lebih dari 400 pasien penyakit jantung yang menjalani tindakan.
“Penyakit kardiovaskular ini yang paling dikenal adalah penyakit jantung koroner,” kata dokter Doni.
Ahli penyakit jantung lainnya, Isman Firdaus, SpJP (K) FIHA mengatakan ada lima faktor utama yang menjadi penyebab utama penyakit jantung. Yakni, kencing manis, merokok, darah tinggi, kolesterol, dan riwayat keturunan jantung.
Data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2007, menunjukkan prevalensi faktor risiko penyakit jantung dan pembuluh darah, seperti berat badan lebih (obesitas) 19,1% dan obesitas sentral 18,8%, diabetes mellitus ( kencing manis ) di daerah perkotaan 5,7%, konsumsi makanan asin (24,5%) dan makanan berlemak tinggi (12,8%). Selain itu kurang mengkonsumsi serat seperti buah-buahan dan sayuran (93,6%), kurang aktivitas fisik 48,2%, gangguan mental emosional 11,6%, perokok aktif setiap hari 23,7%, dan konsumsi alkohol dalam 12 bulan terakhir sebesar 4,6%.
“Kalau punya salah satu dari kelima faktor resiko utama itu, sebaiknya waspada. Apalagi kalau punya lebih dari satu faktor resiko, misalnya darah tinggi dan merokok, resiko untuk terkena penyakit jantung akan lebih besar,” kata Isman yang juga berpraktek di RSJPD Harapan Kita.
Mencegah dengan 035140530
Untuk mencegah penyakit kardiovaskular papar Isman Firdaus, rumusnya cukup sederhana yakni 035140530. Kumpulan angka yang mirip nomor telepon itu memberi panduan apa yang harus dilakukan seseorang untuk menghindari terkena penyakit jantung dan kardiovaskular. Dia menjelaskan, angka 0 artinya no smoking. Yakni tidak merokok. Asap rokok mengandung lebih dari 4.800 zat kimia yang sangat berbahaya untuk kesehatan. Menurut Data Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), rokok telah membunuh 5,4 juta orang per tahunnya atau rata-rata setiap enam detik penyakit yang disebabkan oleh rokok dapat membunuh satu orang.
Rokok adalah musuh jantung. Di bungkus rokok jelas-jelas tertulis bahwa merokok dapat menyebabkan kanker, serangan jantung, impotensi, dan gangguan kehamilan dan janin.
“Jadi hindarilah merokok kalau tak ingin kena penyakit jantung. Apalagi yang sudah ada indikasi penyakit jantung, sudah harus berhenti merokok total,” katanya.
Angka 3, jelas Isman, menyimbolkan olahraga berjalan kaki paling kurang 3 kali seminggu sejauh 3 kilometer selama 30 menit. Olahraga secara teratur akan mencegah timbulnya ciri penyakit jantung.
Angka 5 berikutnya, jelas dia, artinya makan sehat dengan 5 porsi buah dan sayur. Makanan tinggi serat seperti buah-buahan dan sayuran sangat bermanfaat untuk kesehatan pembuluh darah dan jantung.
Selanjutnya angka 140, artinya tensi yang ditolelir adalah 140 mm/Hg.Tekanan darah yang normal pada manusia dewasa adalah di bawah 120/80 mm/Hg. Umumnya, tekanan darah di atas 140/90 dianggap tinggi. Tekanan darah tinggi bila tidak dikelola dengan baik dapat menyebabkan jantung bekerja terlalu berat sehingga mengalami kerusakan serius. Tekanan darah tinggi meningkatkan risiko serangan jantung, gagal jantung, dan stroke.
“Jadi jika tensi melebihi 140 itu harus waspada,” ingat Isman.
Angka 5 berikutnya artinya kadar kolesterol total yang dibolehkan adalah 5 mmol/L. Kolesterol berbahaya karena dapat memicu serangan jantung akibat peredaran darah tidak lancar. Kolesterol terdiri atas 2 jenis yaitu kolesterol HDL dan kolesterol LDL. Kolesterol LDL, adalah kolesterol jahat, yang bila jumlahnya berlebih di dalam darah akan diendapkan pada dinding pembuluh darah membentuk bekuan yang dapat menyumbat pembuluh darah. Kolesterol HDL, adalah kolesterol baik, yang mempunyai fungsi membersihkan pembuluh darah dari kolesterol LDL yang berlebihan.
Bahaya jika kolesterol tinggi adalah penyumbatan pada pembuluh darah jantung yang dapat menimbulkan serangan jantung. Penyumbatan pada pembuluh darah otak dapat menimbulkan serangan stroke.
Angka berikutnya 3, artinya kadar LDL (atau kolesterol jahat) yang dibolehkan adalah 3 mmol/L. Pembuluh darah koroner mengalami penyempitan akibat kolesterol jahat atau low density lipoprotein (LDL) yang mengendap. Kolesterol jahat adalah faktor risiko utama penyebab penyakit jantung koroner.
“Harus dipantau agar LDL ini tak melebihi 3 mmol/L,” saran Isman.
Terakhir angka 0, artinya no obesity. Obesitas artinya kelebihan berat badan. Obesitas merupakan faktor resiko bebas bagi penyakit kardiovaskular. Kelebihan berat badan mempengaruhi faktor resiko penyakit kardiovaskular seperti peningkatan level kolesterol LDL, trigliserida, tekanan darah, level gula darah dan menurunkan level kolesterol HDL serta meningkatkan resiko perkembangan penyakit jantung koroner, gagal jantung, stroke, dan aritmia jantung.
“Berat tubuh perlu dijaga agar ideal untuk menurunkan resiko penyakit kardiovaskular,” ujarnya.
Sumber : Republika (11/11/13)
SHARE: | ||||
Previous Next |