Visi Melestarikan dan Mengembangkan Budaya Bangsa Indonesia
Meracik jamu merupakan bagian tradisi budaya leluhur yang patut untuk dilestarikan dan dikembangkan. Apalagi Indonesia yang beriklim tropis sangat kaya dengan keanekaragaman tanaman tropis yang berpotensi sebagai bahan baku.
Jamu IBOE terpanggil untuk ikut menggali potensi tersebut. Terlebih di saat kedokteran modern masih menjadi beban bagi masyarakat karena mahalnya biaya pengobatan, sementara epidemi berbagai penyakit terus melanda, maka jamu tradisional berbahan baku alami menjadi pilihan terbaik untuk meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat.
Dengan tetap berpijak pada budaya bangsa, Jamu IBOE memiliki visi untuk melestarikan dan mengembangkan tradisi meracik jamu dalam lingkungan industri modern dan profesional.
Misi Modernisasi Jamu
Modernisasi telah menjadi misi dan semangat sejak awal perusahaan Jamu IBOE berdiri. Memang, kesan tradisional masih melekat pada Jamu IBOE saat menjadi industri rumah tangga dengan peralatan seadanya. Namun, ketika memasuki periode 1950-an, modernisasi Jamu IBOE telah dimulai dengan digunakannya mesin gerabah dan giling sehingga produksi Jamu IBOE menjadi lebih halus.
Jamu IBOE memasuki era industrialisasi pada periode 1970-an. Sejalan dengan perubahan nama menjadi PT. Jamu IBOE Jaya sejak 1973. Produktivitas dan efektivitas produksi mulai meningkat, hal ini ditandai pula dengan peningkatan investasi pengadaan mesin-mesin.
Terobosan teknologi semakin terlihat pada tahun 1979, saat PT Jamu IBOE Jaya menggunakan aluminium foil untuk mengemas produknya, yang akhirnya diikuti oleh semua perusahaan jamu. Pada tahun itu juga dilakukan pengadaan peralatan laboratorium untuk peningkatan kualitas Jamu IBOE, dan semakin intensif sejak periode 1980-an dengan mendatangkan para tenaga ahli di bidangnya.