Konsistensi Satu Abad Jamu Iboe di Industri Herbal Indonesia
Tahun 1910 menjadi cikal bakal Jamu Iboe. Ihwalnya dengan mendirikan Djamoe Industrie en Chemicalien Handel “Iboe” Tjap 2 Njonja di Ngaglik, Surabaya oleh Tan Swan Nio (ibu) & Siem Tjiong Nio (anak).
Karyanya dalam industri bisnis perjamuan di Indonesia tak bisa dipandang sebelah mata. Kiprahnya lebih dari satu abad telah menghasilkan berbagai perkembangan dalam industri jamu di Indonesia.
Berbagai inovasi produk, adaptasi dan continuous improvement di segala aspek perusahaan terus dijalankan. Konsistensinya untuk mengelola perusahaan secara tekun menjadi bukti yang dicapainya hingga saat ini. Menurut Owner & Direktur Utama PT Jamu Iboe Jaya, Stephen Walla, yang merupakan generasi ke-4 kuncinya adalah menjadikan prioritas utama dalam produksi, promosi, dan pemasarannya secara kreatif, inovatif, fokus & konsisten.
Sebagai produsen, Jamu Iboe sangat concern pada pemilihan dan penjagaan mutu bahan baku. Peningkatan tekonologi juga dikerahkan untuk mendukung mutu hasil produksi jamu. Inilah yang menjadi acuan untuk menghasilkan produk yang baik, berstandar dan berkualitas ala Jamu Iboe.
“Sangat penting untuk Jamu Iboe bisa terus beradaptasi dari generasi ke generasi, dari era ke era. Perubahan yang terjadi pada masyarakat sangat penting untuk terus dipantau dan dipenuhi. Perubahan inilah yang sangat memengaruhi development produk Jamu Iboe selanjutnya," jelasnya.
Kini, usia Jamu Iboe telah mencapai 107 tahun. Transformasi dengan pengembangan konsep counter atau kiosk jamu bar, yang lebih dikenal dengan Iboe Herbal Bar, diciptakan di pertengahan 2011. Konsep ini menjadi strategi Jamu Iboe dalam upaya regenerasi konsumen. Iboe Herbal Bar hadir di tempat-tempat umum seperti di mall, foodcourt, dan tempat wisata.
“Lewat desain kiosk dan packaging produk yang lebih modern. Konsep jamu bar ini juga menjadi channel distribusi baru dan sarana promosi yang bisa lebih mendekatkan Jamu Iboe dengan konsumen,” ungkap Stephen. Konsep ini diwujudkan untuk menjadi bagian dari dari gaya hidup masyarakat modern yang perduli akan kesehatan. Tak ketinggalan tahun 2014 konsep jamu cafe & store, Iboe Griya Herba pada saat ini hadir di Surabaya.
Jamu Iboe serius memprioritaskan kebutuhan untuk regenerasi produk dan peminum jamunya. Strategi lain Jamu Iboe yaitu memosisikan minuman jamu sebagai minuman life style.
Untuk itu, mereka terus mengembangkan varian range produk minuman kesehatan “Iboe Natural Drink” di tahun 2014, seperti Temulawak, Rosella, Jahe, Beras Kencur, Kulit Manggis, Alang-Alang, dan Aloe Vera. Selain itu, Jamu Iboe juga memiliki produk minuman kesehatan anak bernama “Anak Iboe” dengan rasa yang segar, disukai anak-anak. Cara ini diharapkan generasi muda mau mencoba minuman kesehatan tradisional dan menyukainya.
Jamu Iboe senantiasa memenuhi kebutuhan konsumen mulai dari jenis produk yang mereka butuhkan, tempat dimana mereka bisa mendapatkan produk tersebut hingga pelayanannya. Kontrol dan monitoring saat produk telah beredar di pasaran terus dipantau. Oleh karena itu pemilihan jalur distribusi yang tepat untuk produk tertentu sangatlah penting bagi Jamu Iboe. “Selain perwakilan distribusi kita sendiri, pemilihan lokal distributor sebagai lokal partner untuk distribusi sangat dibutuhkan dan menjadi sangat penting untuk memasarkan secara lebih efisien & optimal ke area-area terpencil dan outlet yang berada terlalu jauh.”
Bagi Stephen, umur perusahaan tidak memiliki limit. Perusahaan harus terus berkembang lebih besar dan lebih baik. Tidak boleh bergantung pada individu tertentu pada masanya.
“Sistem dan budaya perusahaan yang solid sangat dibutuhkan perusahaan untuk ke depannya. Semua kegiatan harus dilakukan sesuai dengan sistem dan prosedural sesuai dengan SOP, sehingga siapapun yang nantinya bekerja dapat membentuk teamwork kuat untuk meneruskan tongkat estafet dengan baik dan lancar,” ungkapnya.
Jamu Iboe terus memaksimalkan penggunaan dari digital services yang tersedia di era sekarang ini untuk promosi, komunikasi & penjualan. Era digital menjadi suatu opportunity yang cukup signifikan. Keberadaan social media disadari menjadi salah satu promotional tools yang sangat efektif dan cost-efficient sekaligus sebagai distribution channel yang baru untuk sales untuk menambah brand exposure.
Jamu Iboe telah membuka ribuan outlet dan kiosk dengan sistem kemitraan. Pertumbuhan bisnisnya berkisar 10 hingga 15%. Hingga semester I /2017, growth Jamu Iboe sebesar 9%. Semua usaha ini ditempuh Jamu Iboe dengan mencintai, menjiwai & fokus akan apa yang dikerjakan. Budaya ini dirumuskan, ditambahkan, dan diperbaiki dari generasi ke generasi.
- Konsistensi Satu Abad Jamu Iboe di Industri Herbal Indonesia (swa.co.id, tanggal 19 September 2017)
SHARE: | ||||
Previous Next |