Berat Badan Bisa Prediksi Risiko Penyakit Seseorang
Menurut sebuah studi terbaru dari Australian Institute of Health and Welfare, 9 dari 10 orang dewasa Australia setidaknya hidup dengan satu faktor risiko terkena penyakit kardiovaskular.
Di antara faktor-faktor risiko, obesitas merupakan faktor risiko tertinggi di antara kebiasaan merokok, minimnya aktivitas fisik, jarang mengonsumsi buah dan sayuran, kebiasaan mengonsumsi minuman beralkohol, tekanan daraha tinggi dan masih banyak lagi.
Obesitas dan Gangguan Kesehatan
Obesitas merupakan salah satu masalah serius dalam dunia kesehatan. Selain meningkatkan risiko penyakit kardiovaskular, obesitas juga bisa mengancam jiwa dengan memperparah dan memicu komplikasi berbagai penyakit tertentu, seperti :
- Penyakit jantung
- Beberapa kanker seperti kanker payudara, kolon dan endometrial
- Diabetes tipe-2
- Tekanan darah tinggi
- Sesak napas
- Penyakit kandung empedu
- Kelainan hormon reproduksi
- Sleep apnea
- Osteoarthritis (lutut)
- Sindrom ovarium polikistik
- Resistensi insulin
- Kadar asam urat tinggi
- Gangguan kesuburan
- Nyeri punggung bawah
- Cacat janin terkait dengan obesitas ibu
- Peningkatan lemak tubuh
Mengukur Risiko Kesehatan Terkait Berat Badan
Menurut American National Heart Lung and Blood Institute (NHLBI) penilaian risiko yang terkait dengan kelebihan berat badan dapat dilakukan dengan 3 cara, yaitu :
- Mengukur Body Mass Index (BMI) atau indeks massa tubuh
- Mengukur lingkar pinggang, dan
- Mengetahui faktor risiko yang berhubungan dengan obesitas
BMI merupakan metode pengukuran tubuh dengan menghubungkan atau membandingkan berat badan dengan tinggi badan. Sedangkan mengukur lingkar pinggang sering digunakan untuk mengetahui kadar lemak yang tertimbun di perut. Kedua metode ini bisa dikombinasikan untuk mengetahui faktor risiko seseorang dalam mengembangkan penyakit tertentu akibat obesitas.
Cara ukur massa tubuh menggunakan BMI
BMI adalah angka yang menunjukkan perbandingan antara berat badan dan tinggi badan seseorang yang digunakan untuk menentukan kategori berat badan orang tersebut, apakah orang tersebut kekurangan berat badan, kelebihan berat badan, kegemukan (obesitas) atau berat badannya normal.
BMI adalah indikator relatif lemak tubuh yang dapat digunakan untuk memperkirakan resiko seseorang terhadap penyakit-penyakit yang berhubungan dengan berat badan yang tidak normal.
BMI dihitung dengan menggunakan rumus :
Berat Badan (dalam kilogram)
------------------------------------------------------
Tinggi Badan Kuadrat (dalam meter)
Hasil dari rumus di atas dapat diklasifikasi ke dalam tabel di bawah ini:
BMI | Status Berat Badan |
Kurang dari 18.5 | Kekurangan berat badan |
18.5 - 24.9 | Normal (ideal) |
25.0 - 29.9 | Kelebihan berat badan |
30.0 atau lebih | Kegemukan (obesitas) |
Mengukur Lingkar Pinggang
Dr. Fiastuti Witjaksono,SpGK(K), dokter spesialis gizi dari FKUI-RSCM, mengatakan, “Lingkar pinggang bukan hanya indikator dari masalah kegemukan, tetapi juga merupakan alat ukur kesehatan tubuh, “ seperti dikutip dari Antaranews.
Hal serupa disampaikan oleh American National Heart Lung and Blood Institute yang menyebutkan bahwa untuk perempuan, lingkar pinggang ideal tidak boleh lebih dari 88 cm atau setara dengan empat setengah jengkal sendiri. Sementara untuk pria adalah 102 cm atau lima jengkal sendiri.
Mereka yang memiliki lingkar pinggang dan perut melebihi ukuran ideal, berisiko terkena penyakit kardiovaskular, diabetes, hipertensi serta penyakit berbahaya tidak menular lainnya.
Untuk itu, ia pun mengimbau agar perempuan dan pria dengan BMI normal agar waspada dengan memperhatikan lingkar pinggang mereka.
Berikut ini tabel untuk memudahkan pemahaman Anda tentang hubungan BMI, ukuran lingkar pinggang dengan risiko penyakit tertentu.
Tabel Risiko
Catatan :
* Risiko Penyakit diabetes tipe 2, hipertensi, dan penyakit kardiovaskular.
+ Peningkatan lingkar pinggang juga bisa menjadi penanda untuk peningkatan risiko bahkan pada orang dengan berat badan normal.
Jika Anda berpikir bahwa berat badan Anda saat ini dapat menempatkan Anda pada risiko kesehatan, sekarang Anda mengetahui bagaimana memperkirakan faktor risiko yang mungkin saja Anda hadapi.
Segera konsultasikan dengan dokter jika Anda merasa memiliki faktor risiko yang dapat membahayakan jiwa Anda.
Sumber : Kompas (23/06/13)
SHARE: | ||||
Previous Next |