Dua Miliar Manusia Mengidap Radang Hati
Radang hati ( Hepatitis ) adalah penyakit yang umumnya disebabkan oleh virus. Di Asia Pasifik sekitar 20% warganya meninggal lantaran radang hati dan 350 juta orang mengidap radang hati kronis. Di Indonesia radang hati adalah penyebab kematian nomor tiga setelah penyakit infeksi dan paru dengan jumlah penderita mencapai 40 juta orang.
Radang Hati A atau lebih dikenal dengan nama penyakit kuning banyak dijumpai pada anak remaja. Gejala awalnya mirip terserang flu : panas, demam, perut sebelah kanan sedikit di bawah iga terasa sakit bila ditekan. Penularannya bisa lewat makanan dan minuman. Di Indonesia radang hati A paling banyak penderitanya, sekitar 20 juta orang.
Radang hati B diperkirakan diidap oleh 2 milyar orang di dunia, dengan 80% nya di kawasan Asia Pasifik. Di Indonesia penderita radang hati B mencapai 11,6 juta orang. Angka resiko rata-rata penduduk Indonesia untuk terkena radang hati B adalah 5%. Khusus penduduk jawa angkanya bisa mencapai 34,5 %.
Gejala awalnya adalah perut mual/ kembung, lalu diikuti gejala seperti Radang Hati A. Virus radang Hati B lebih sulit untuk dibasmi. Penularannya bisa lewat jarum suntik, jarum bor dokter gigi, transfusi darah, pisau cukur, ASI, air liur, hubungan seks bahkan sikat gigi bekas penderita Radang Hati B.
Kalau tidak ditangani serius, virus akan bertahan terus dalam hati sehingga penderita menjadi carrier. Ia akan menularkan penyakit tersebut lewat sperma dan transfusi darah. Bila penyakit ini dibiarkan akan menjadi penyakit hati menahun atau akan memicu penyakit lain yang lebih berbahaya seperti sirosis hati atau kanker hati. Kanker hati menurut Sri Diana dari FK-UI tahun 1985 merupakan urutan ketiga dari semua jenis kanker.
Radang hati C kini menarik perhatian dari para ahli walaupun belum begitu populer. Radang Hati C diidap oleh 170 juta orang didunia sedangkan di Asia Pasifik , penderita Radang Hati C sekitar 5-6 juta orang. Radang Hati C sering tidak menampakkan gejalanya. Paling - paling cuma mual seperti sakit maag. Hingga kini belum ditemukan cara menularnya. Virus radang Hati C sulit diusir dan perlahan dapat menggerogoti hati.
(Sumber : Gatra No. 42 tahun XI, tanggal 3 september 2005)
Mahalnya Melawan Radang Hati
Pengobatan dibidang kedokteran untuk penyakit radang hati dewasa ini semakin mahal. Ibu Damaris Lalang mengeluarkan Rp. 450.000 sampai Rp. 650.000 untuk pengobatan tiap bulan, Rp. 1 juta untuk memeriksa tingkat keparahan virus dan Rp. 20 juta untuk proses menghilangkannya. Hal yang sama terjadi pada Alm. Cak Nur yang menghabiskan dana US$ 150.000 atau sekitar Rp. 1,5 Milyar untuk transplantasi , US$ 60.000 untuk perawatan di Cina dan penggunaan ambulan udara serta perawatan pasca cangkok di Singapura dan pengobatan di Indonesia ditaksir Rp. 5 Milyar .
Di luar negeri harga terapi dengan pegylated interferon alpha 2a yang diyakini sejumlah dokter sebagai obat yang efektif untuk Radang Hati selama 48 pekan bisa menguras US$ 12.000 atau sekitar Rp. 120 juta , artinya tiap pekan harus mengeluarkan Rp. 2,5 juta sedangkan di Indonesia tarif per injeksinya sekitar Rp. 2 jutaan. Harga obat radang hati entekafir konon bakal dijual Rp. 50.000 per tablet. Harga obat anti virus Lamivudin dijual dari pabrik seharga Rp. 900.000 per 28 tablet lalu adefovir dijual Rp. 1.097.000 per 30 tablet.
(Sumber : Gatra No. 42 tahun XI, tanggal 3 september 2005)
Yang Hobi Jajan Hati - Hati
Mereka yang biasa makan makanan yang kurang higienis ( jajan disembarang tempat ), makan makanan atau minuman yang terkontaminasi virus radang hati, minuman bekas penderita radang hati, mereka yang suka bertukar sikat gigi, pisau cukur, suka makan bersama dalam satu wadah, dan yang suka berhubungan seks secara bebas ( dengan penderita hepatitis atau carrier ) adalah orang -orang yang beresiko tinggi terinfeksi virus radang hati. Mereka ini sebaiknya mencegah agar tidak terinfeksi dengan cara : divaksinasi atau minum obat tradisional pencegah radang hati.
SHARE: |
![]() |
|||
Next |